About lucianamelvina

Like to singing, reading, and watching... Realizing imagination and dream...

Pertemuan IV, Proyek CB: Interpersonal Development

Nama: Luciana Melvina

NIM: 1701297141

Kelas: LA44

Pertemuan IV

26 Mei 2015, pukul 11.00-13.00

 

  • Laporan Kegiatan:

Pada pertemuan terakhir ini kami kembali menyerahkan uang hasil penjualan minyak goreng bekas kepada masing-masing pedagang batagor. Selain itu kami juga melakukan evaluasi terhadap para pedagang. Apakah mereka mengikuti saran yang kami berikan, bagaimana hasilnya. Apakah masalah-masalahnya dan harapan-harapan ke depan. Kami juga memberikan nomor telepon kontak pengumpul minyak goreng bekas sehingga para pedagang batagor dapat secara mandiri menjual minyak goreng bekas tersebut ke pengumpul tanpa melalui kami (sebagai perantara).

 

Kami juga meminta umpan balik dan testimonial dari para pedagang terhadap semua hal yang telah kami lakukan mulai dari penyuluhan, pendekatan personal, membantu menjual minyak goreng bekas, dan lain-lain. Umpan balik dari para pedagang positif, ada pula beberapa saran yang diberikan seperti dapatkah kita membuatkan program untuk meningkatkan penjualan mereka.

 

Terakhir, kami menempelkan stiker “Batagor enak dan sehat” pada semua pedagang yang mengikuti saran kami. Semua pedagang mau mencoba untuk melakukan perubahan sesuai dengan anjuran kami. Maka dari itu penempelan stiker ini merupakan bentuk apresiasi kami kepada para pedagang dengan harapan mereka terus melanjutkan hal baik tersebut dan selalu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Selain itu dengan penempelan stiker ini kami berharap para Binusian dapat semakin percaya dengan peningkatan kualitas dari batagor yang dijual sehingga batagor tersebut menjadi lebih laris. Tentu saja kegiatan ini kami tutup dengan menyantap bagator bersama.

 

  • Evaluasi:

Pada pertemuan akhir ini kami merasa senang karena para pedagang melakukan peruabahan sesuai dengan anjuran yang kami beritahukan yaitu mengganti minyak goreng dengan lebih rutin, menjual kembali minyak goreng bekas pakai ke pengumpul, dan menggunakan saus sambal yang lebih terjamin kualitasnya.

 

  • Pelajaran yang didapatkan berkaitan dengan mata kuliah CB: Interpersonal Development:

Pelajaran yang kami dapatkan dalam pertemuan ini adalah tentang menghargai perbedaan dan cara berkomunikasi yang asertif. Menghargai perbedaan yang kami maksud adalah perbedaan status antara kami (mahasiswa) dengan para pedagang batagor. Dimana kami mencoba untuk memahami mereka dan menghargai perbedaan pendapat/opini dan kebiasaan yang mereka punya. Sementara komunikasi yang asertif diperlukan agar mereka tidak merasa tersinggung atau direndahkan atas saran-saran yang kita berikan.

 

Kami juga belajar tentang kerja sama bagaimana kami sebagai sebuah tim harus saling mendukung dan menyemangati.

Foto Kegiatan:

1433349385734rsz_120150525_144606

 

tfi logo

Pertemuan III, Proyek CB: Interpersonal Development

Nama: Luciana Melvina

NIM: 1701297141

Kelas: LA44

Pertemuan III

19 Mei 2015, pukul 11.00-13.00

 

  • Laporan Kegiatan:

Pada pertemuan ketiga kami menyerahkan uang hasil penjualan minyak goreng bekas kepada para pedagang batagor. Kami menyerahkan masing-masing Rp. 7.000,00 kepada para pedagang. Kami juga mengambil kembali minyak goreng bekas dari para pedagang untuk kemudian kami jual kembali.

 

Selain itu kami juga melakukan perbicangan secara personal kepada para pedagang batagor. Apakah saran kami telah diikuti, perubahan dalam hal apa saja yang sudah dilakukan sesuai dengan yang telah kami jelaskan. Kami juga menanyakan masalah-masalah atau kendala yang dihadapi oleh para pedagang selama menerapkan solusi dari kami.

 

Salah satu masalah yang dihadapi adalah membeli saus sambal yang baik. Para pedagang masih bertahan menggunakan saus sambal curah karena saus sambal bermerk yang ada di pasar terlihat lebih mencurigakan. Memang ada beberapa saus sambal yang bermerk malah justru lebih berbahaya dari saus curah. Sementara bila membeli saus sambal dengan merk terkenal, pada pedagang merasa keberatan karena biaya bahan baku yang dikeluarkan akan meningkat. Mengenai masalah ini, kami mencoba memahami para pedagang. Kami merasa saus curah yang ada di pasaran belum tentu berbahaya juga. Jika saus tersebut tidak memiliki ciri-ciri saus berbahaya yang telah kami sosialisasikan, harusnya saus tersebut aman. Namun kami tetap merekomendasikan para pedagang untuk mencari saus sambal bemerk yang tidak terlalu mahal namun memiliki izin dari BPOM.

 

Tentang minyak goreng, para pedagang mengaku telah mengganti minyak goreng menjadi 2-3 kali dalam satu hari. Meski belum sesuai dengan anjuran yang kami berikan, kami tetap mengapresiasi perubahan yang dilakukan karena hal ini menunjukkan peningkatan kualitas dari makanan yang dijual.

 

  • Evaluasi:

Pada pertemuan ketiga ini kami lebih mengontrol hal-hal  perubahan yang telah dilakukan oleh para pedagang sambil berbicang-bincang secara personal tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Kami juga menggunakan corong minyak agar minyak goreng bekas yang dituang menjadi lebih mudah.

 

  • Pelajaran yang didapatkan berkaitan dengan mata kuliah CB: Interpersonal Development:

Pada pertemuan ini adalah melakukan persuasi yang efektif dengan para pedagang. Bagaimana cara kita mempengaruhi mereka agar mau mengikuti saran yang kita berikan.

 

Di sisi lain, kami juga memperlajari tentang bagaimana mengelola konflik/masalah yang muncul atas ide yang kami berikan. Kami bekerja sama untuk memberikan solusi bagi masalah-masalah tersebut.

Foto Kegiatan:

1433353660066

rsz_20150525_1328131433349367970tfi logo

Pertemuan II, Proyek CB: Interpersonal Development

Nama: Luciana Melvina

NIM: 1701297141

Kelas: LA44

Pertemuan II

  • Maret 2015, pukul 11.00-13.00

 

  • Laporan Kegiatan:

Pada pertemuan kedua ini, kami melakukan penyuluhan tentang ciri-ciri saus sambal yang berbahaya dengan harapan para pedagang batagor dapat mengetahui mana saus sambal yang baik dan mana yang berbahaya. Tentunya dengan memiliki pengetahuan ini, kualitas makanan yang dijual akan meningkat.

 

Berikut merupakan ciri-ciri saus sambal yang mencurigakan, kemungkinan mengandung bahan-bahan berbahaya seperti pewarna tekstil dan bahan pengawet berlebih:

  • Terlalu kental
  • Saus tidak mudah larut dalam air
  • Warna merah terlalu mencolok
  • Tidak berjamur lebih dari seminggu di luar kulkas

 

Kami juga menyampaikan bahaya saus sambal yang mengandung pewarna tekstil dan bahan pengawet berlebih, yaitu:

  • Kerusakan liver dan ginjal
  • Mengganggu fungsi otak
  • Kanker
  • Keracunan, mulai dari gejala ringan hingga dapat menyebabkan kematian

 

Reaksi dari para pedagang batagor bervariasi, ada yang biasa saja, tapi ada juga yang terkejut karena bisa menyebabkan kematian. Apalagi rata-rata pedagang menggunakan saus sambal curah. Kami juga memberikan tips bahwa sebaiknya membeli saus sambal botolan bermerk yang terdapat tulisan mendapat izin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).

 

Pada pertemuan kedua ini kami juga menuang minyak goreng bekas pakai ke dalam botol plastic bekas untuk kemudian kami jual kembali kepada pengumpul minyak goreng bekas. Hasil dari penjualan itu sepenuhnya kami serahkan kepada para pedagang. Kami hanya membantu menjadi perantara. Ketiga pedagang yang minggu lalu masih pikir-pikir akhirnya berhasil kami persuasi dan mau untuk mengganti minyak dengan lebih rutin dan menjual minyak goreng bekas tersebut kepada pengumpul (melalui kami).

 

Untuk 1 botol plastic air mineral ukuran 1,5 liter, minyak goreng bekas tersebut dihargai Rp. 7.000,00. Satu pedagang batagor rata-rata memberikan 1 botol minyak goreng bekas.

 

  • Evaluasi:

Penyuluhan pada pertemuan kedua ini berjalan dengan baik. Pedagang mendapat pengetahuan baru tentang bagaimana membedakan saus sambal yang baik dengan saus sambal yang mencurigakan/membahayakan. Tentunya hal ini sangat berguna bagi mereka dalam menentukan saus sambal yang akan dibeli.

 

Kami mendapatkan kesulitan untuk menuang minyak goreng bekas ke dalam botol plastic karena minyak masih panas. Maka dari itu kami menunggu sampai minyak agak dingin terlebih dahulu baru dituang ke botol.

 

  • Pelajaran yang didapatkan berkaitan dengan mata kuliah CB: Interpersonal Development:

Pada pertemuan ini kami mendapatkan pembelajaran mengenai persuasi dimana kami berusaha untuk mempengaruhi para pedagang batagor agar mau beralih ke saus sambal yang lebih terjamin kualitasnya. Kami juga mem-persuasi para pedagang yang masih ragu untuk menjual minyak goreng bekas. Bagian terpenting dalam kami melakukan persuasi ini adalah dengan memberikan logical reasoning kepada para pedagang sehingga mereka percaya dan mau berubah.

 

Selain itu kami juga kembali mendapatkan pelajaran tentang kerja sama, khususnya kerja sama dalam tim. Bagaimana kami saling membantu dan menyemangati untuk mencapai tujuan bersama yaitu memberikan edukasi dan membantu meningkatkan kualitas kebersihan dan kesehatan dari batagor yang dijual di sekitar Binus.

Foto Kegiatan:

rsz_20150525_144456

Jpeg

1433349362822tfi logo

Pertemuan I, Proyek CB: Interpersonal Development

Nama: Luciana Melvina

NIM: 1701297141

Kelas: LA44

Pertemuan I

24 Maret 2015, pukul 11.00-13.00

  • Laporan Kegiatan:

Kami melakukan penyuluhan tentang kebersihan dan kesehatan tentang bahan baku yang dipakai dalam pembuatan batagor. Kami memfokuskan penyuluhan terhadap bahan minyak goreng dan saus sambal yang digunakan. Ada 5 pedagang yang kami berikan penyuluhan:

  • Pedagang batagor tepat di seberang basement Kampus Anggrek
  • Pedagang batagor dekat Lorong Jaya
  • Pedagang batagor di Anggrek Cakra
  • Pedagang batagor di dekat Love Tea
  • Pedagang batagor di seberang 7-Eleven

 

Awalnya kami melakukan pendekatan personal dengan para personal dengan para pedagang apa yang biasa dilakukan oleh mereka. Pertama-tama kami memperkenalkan diri dan bertanya apakah pedagang bersedia untuk kami tanyai seputar dagangannya. Semua pedagang batagor yang kami kunjungi merasa tidak masalah dengan kehadiran kami untuk bertanya tentang kegiatan dagang mereka sehari-hari. Agar suasana tidak tegang, kami memutuskan untuk berbincang-bincang sembari menyantap batagor, jadilah kami memesan satu bungkus batagor.

 

Berbekal informasi dari survey yang telah kami lakukan, kami melakukan penyuluhan dengan pendekatan personal. Kami berusaha untuk menjelaskan tentang bahaya minyak goreng yang digunakan berkali-kali. Bahaya minyak goreng yang dipakai berkali-kali antara lain:

  • Kolesterol tinggi yang dapat menyebabkan stroke
  • Gangguan hati/liver
  • Radang tenggorokan
  • Kanker

 

Setelah itu kami juga memberikan penyuluhan tentang tips menggunakan minyak yang baik. Maksimal penggunaan minyak goreng adalah 3-4 kali pemakaian. Setelah 3-4 kali minyak harus diganti. Selama ini para pedagang mengganti minyak 1x dalam sehari. Bisa dibayangkan minyak tersebut sudah digunakan untuk berapa kali menggoreng dari pagi sampai sore hari.

 

Di samping itu, kami juga memberikan alternatif solusi kepada para pedagang agar mereka tidak merasa terbebani dengan keharusan mengganti minyak goreng lebih sering. Seperti yang kita ketahui, harga minyak goreng semakin lama semakin meningkat, sedangkan keuntungan dari para pedagang tidak seberapa. Namun di lain sisi, menggunakan minyak goreng berkali-kali dapat membuat makanan menjadi tidak sehat dan menyebabkan berbagai penyakit. Maka dari itu, kami mencoba membantu para pedagang dengan mengumpulkan dan menjual minyak goreng bekas pakai kepada pengumpul minyak goreng. Oleh para pengumpul minyak goreng ini, minyak goreng bekas tersebut akan diolah menjadi biodiesel. Untuk 1 liter minyak goreng bekas, dihargai Rp. 4.500,00.

 

Awalnya pedagang merasa repot dan enggan untuk menjual kembali minyak goreng bekas tersebut. Kami mencoba melakukan pendekatan personal dan menjelaskan bahwa pedagang tidak akan terlalu rugi karena uang dari penjualan minyak goreng bekas dapat digunakan untuk membeli minyak goreng baru lagi. Selain itu pelanggan akan merasa lebih senang dan loyal karena rasa dan kualitas batagor yang dijual akan meningkat.

 

Setelah melakukan pendekatan tersebut, 2 dari 5 pedagang mau untuk menjual minyak goreng bekas tersebut. Sementara 3 pedagang lainnya berkata ingin pikir-pikir telebih dahulu. Karena keterbatasan waktu dan merasa informasi yang kami berikan sudah cukup, kami memutuskan untuk melakukan penyuluhan tentang saus sambal minggu depan.

 

  • Evaluasi:

Secara keseluruhan penyuluhan yang kami lakukan dapat dikatakan sukses karena para pedagang menjadi lebih sadar dan tahu tentang penggunaan minyak goreng yang baik. Mereka juga bisa menerima saran kami, meski ada beberapa pedagang yang masih piker-pikir. Untuk penyuluhan kami menggunakan alat bantu kertas print-out untuk dalam melakukan penyuluhan.

 

  • Pelajaran yang didapatkan berkaitan dengan mata kuliah CB: Interpersonal Development:

Pentingnya komunikasi asertif dalam melakukan penyuluhan ini. Bagaimana cara menyampaikan pesan yang kami maksud dengan jelas dan tepat tanpa menyinggung perasaan para pedagang batagor tersebut. Apalagi dari segi usia beberapa pedagang batagor berusia lebih tua, sehingga tutur kata yang sopan dan ramah diperlukan dalam melakukan penyuluhan ini agar mereka dapat menerima.

 

Kerja sama juga menjadi pembelajaran yang kami dapatkan pada kegiatan di pertemuan I ini. Kami bekerja sama untuk meyakinkan pedagang agar beralih ke gaya menggoreng yang lebih sehat.

Foto Kegiatan:  

JpegJpeg20150525_143330tfi logo

 

 

 

Proposal CB: Interpersonal Development

Proposal CB: Interpersonal

Penyuluhan Kebersihan dan Kesehatan Penyajian Makanan pada Pedagang Batagor di Sekitar Binus University

binus new logo 2

Kelas LA44

Kelompok 2A:

Billy                             1701293263

Kevin                           1701295735

Luciana Melvina         1701297141

Rizky Alfianto              1701357046

Silfianti                        1701356270

Binus University

Jakarta

2014/2015

I. Latar Belakang Komunitas

Komunitas rentan yang kami pilih untuk final project CB: Interpersonal Development adalah para pedagang batagor yang berjualan di sekitar kampus Anggrek dan Syahdan Binus University. Alasan kami memilih komunitas tersebut karena kami melihat bahwa kebersihan dan kesehatan dan batagor yang dijual kurang terjamin. Padahal setiap hari banyak mahasiswa/i Binus yang mengkonsumsi batagor ini. Untuk memulai proyek ini, kami melakukan survey guna mengetahui dengan jelas masalah yang terjadi. Kami melakukan survey pada hari Selasa, 10 Maret 2015 pada pukul 13.00-15.00. Tujuan dari survey yang kami lakukan adalah untuk mengetahui masalah-masalah terkait dengan kebersihan dan kesehatan makanan yang dijual oleh pedagang batagor di sekitar Binus. Teknik survey yang kami gunakan adalah wawancara dan observasi. Kami melakukan survey kepada 5 pedagang batagor di sekitar kampus Binus Anggrek dan Syahdan:

  • Pedagang batagor tepat di seberang basement Kampus Anggrek
  • Pedagang batagor dekat Lorong Jaya
  • Pedagang batagor di Anggrek Cakra
  • Pedagang batagor di dekat Love Tea
  • Pedagang batagor di seberang 7-Eleven

II. Identifikasi Masalah

Berdasarkan survey yang telah kami lakukan, kami menemukan beberapa masalah seperti:

  1. Bahan baku yang digunakan oleh pedagang kurang terjamin mutunya seperti menggunakan minyak dan saus curah.
  2. Minyak untuk menggoreng batagor diganti hanya 1 kali sehari
  3. Minyak goreng bekas menggoreng batagor digunakan kembali untuk menggoreng kacang. Kacang goreng ini kemudian akan diolah menjadi bumbu kacang untuk dijual bersama batagor keesokan harinya.
  4. Wadah piring untuk makan di tempat dicuci menggunakan air dari ember yang hanya diganti sehari sekali.

 

Dari hasil survey ini kami dapat menyimpulkan bahwa kebersihan dan kesehatan makanan yang dijual oleh pedagang batagor di sekitar kampus Binus kurang terjamin.

III. Jenis Kegiatan

Berdasarkan masalah yang berhasil kami identifikasi dari survey, kami berencana untuk mengadakan kegiatan berupa:

  1. Penyuluhan dan bimbingan secara personal tentang kebersihan dan kesehatan makanan yang dijual kepada para pedagang.
  2. Membantu menjual kembali minyak goreng bekas pakai kepada pengumpul minyak goreng bekas untuk diolah menjadi bahan bakar biosolar.

Kegiatan ini akan kami bagi menjadi 4 pertemuan.

Pertemuan I

Pada pertemuan pertama kami akan melakukan penyuluhan dan bimbingan personal kepada para pedagang batagor tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan dari makanan yang dijual. Kami akan mencoba untuk memberi solusi dari masalah yang kami temukan. Solusi kami berupa:

  • Menyarankan pedagang batagor untuk mengganti minyak goreng 3-4 kali sehari
  • Menyarankan pedagang batagor untuk mengganti saus curah menjadi saus botolan yang lebih terjamin kualitasnya
  • Menyarankan pedagang batagor untuk mengganti air untuk mencuci piring 3-4 kali sehari
  • Menyarankan pedagang batagor untuk tidak menggunakan kembali minyak goreng yang telah digunakan untuk menggoreng kacang. Supaya pedagang tidak rugi, kami menyarankan pedagang untuk menggoreng kacang dengan sedikit minyak/tanpa minyak (di sangrai). Sementara minyak goreng bekas pakainya akan kami bantu jualkan kepada pengumpul minyak goreng bekas pakai.

Pertemuan II

Pada pertemuan kedua ini kami akan melakukan observasi dan wawancara apakah pedagang mengikuti saran yang kami berikan. Kami juga mengumpulkan minyak goreng bekas pakai dari para pedagang kemudian menjualnya kepada para pengumpul minyak goreng bekas pakai. Hasil dari penjualan tersebut akan kami kembalikan kepada para pedagang batagor.

Pertemuan III

Pada pertemuan ketiga ini kami akan melakukan hal yang sama dengan pertemuan kedua, yaitu melakukan observasi dan wawancara apakah pedagang mengikuti saran yang kami berikan. Apakah ada kesulitan dari saran kami, bagaimana dampak positif dan negative dari saran kami. Kami juga mengumpulkan minyak goreng bekas pakai dari para pedagang kemudian menjualnya kepada para pengumpul minyak goreng bekas pakai. Hasil dari penjualan tersebut akan kami kembalikan kepada para pedagang batagor.

Pertemuan IV

Pada pertemuan keempat kami akan memberikan stiker bertanda “BATAGOR ENAK DAN SEHAT” apabila pedagang batagor telah mengikuti saran kami yaitu dengan rutin mengganti minyak goreng, menggunakan saus botolan bukan curah, dan mengganti air untuk cuci piring secara rutin. Kami juga akan memberikan nomor telepon pengumpul minyak goreng bekas sehingga pedagang batagor dapat menjual minyak goreng bekas pakai tersebut langsung kepada pengumpul minyak bekas tersebut.

IV. Penutup

Besar harapan kami agar kegiatan ini dapat terwujud sehingga dapat meningkatkan kebersihan dan kesehatan makanan yang dijual di sekitar Binus University.

tfi logo

Tugas Algoritma Menghitung Frekuensi Angka

import java.util.*;

public class Frekuensi {

public static void main(String[] args) {
String data;
String Temp = null;
String result = null;
String Dat;

int[] Total = new int[10];
int[][] Frekuensi = new int[10][2];
int Index;
int Count;
int Unique;
int TotalInput;
int CountU;

Index = 0;
Count = 0;
Unique = 10;

Scanner scan = new Scanner (System.in);

System.out.print(“Masukkan angka: “);
data = scan.nextLine();
while (Index < data.length() && Count < 10 )
{
Dat = Character.toString(data.charAt(Index));
if (Dat.equals(“,”))
{
Count++;
Temp = null;
}
else
{
if (Temp == null)
{
Temp = Dat;
Total[Count] = Integer.parseInt(Temp);
}
else
{
Temp = Temp + Dat;
Total[Count] = Integer.parseInt(Temp);
}
}
Index++;
}
if (Count >= 10)
{
TotalInput = 9;
}
else
{
TotalInput = Count;
}
for (Count = 0; Count <= 9;Count ++)
{
Frekuensi[Count][1] = 0;
}
Frekuensi[0][0] = Total[0];
Frekuensi[0][1] = 1;
Unique = 1;
CountU = 0;
for (Count = 1; Count <= TotalInput;Count ++)
{
while (Total[Count] != Frekuensi[CountU][0] && CountU < Unique)
{
CountU++;
}
if (Total[Count] == Frekuensi[CountU][0])
{
Frekuensi[CountU][1]++;
CountU=0;
}
else
if (CountU >= Unique)
{
Frekuensi[CountU][0] = Total[Count];
Frekuensi[CountU][1]++;
CountU=0;
Unique++;
}
}
for (Count = 0; Count < Unique;Count ++)
{
if (Frekuensi[Count][0] >= 1 && Frekuensi[Count][0] <= 50)
{
if (result == null)
{
result = “Angka “+Frekuensi[Count][0]+” telah muncul “+Frekuensi[Count][1]+” kali\n”;
}
else
{
result = result + “Angka “+Frekuensi[Count][0]+” telah muncul “+Frekuensi[Count][1]+” kali\n”;
}
}
}

System.out.println(result);
}
}

Tugas Algoritma 1 April 2014: Menentukan nilai MAX dan MIN

import java.util.*;
public class MaxMin
{
public static void main (String[]args)
{
Scanner scan = new Scanner (System.in);

int angka=0;
int min = Integer.MAX_VALUE;
int max = Integer.MIN_VALUE;
for(int i=1; i<=10;i++)
{

do{
System.out.println(“Masukkan angka antara 1-100”);
System.out.print(“Angka ” + i + ” = “);
angka=scan.nextInt();

min = Math.min(min, angka);
max = Math.max(max, angka);

} while(angka<1 || angka>=100);
}
System.out.println(“Angka Minimum (terkecil) adalah ” + min);
System.out.println(“Angka Maksimum (terbesar) adalah ” + max);
}

}

Tugas Kelompok Algoritma 25 Maret 2014

import java.util.*;

public class GameSuit
{
static Scanner scan = new Scanner (System.in);

static String input;
static int nilai, a=0;
public static void main (String[]args)
{
menu();
}
public static void menu()
{
do{

System.out.println(“Selamat Datang di Game Suit”);
System.out.println(“===========================”);
System.out.println(“Menu: “);
System.out.println(“1. Play”);
System.out.println(“2. Exit”);
System.out.print(“Choose: “);
try
{
a= scan.nextInt();
} catch (Exception e1)
{
System.out.println(“Input must be a Number!\n”);
}scan.nextLine();

System.out.println(a);

if (a==1)
play();
else if (a==2)
{}

}while(a<1 || a>2);
}
public static void play()
{
do{
System.out.println(“\nSilahkan input gunting/kertas/batu\n”);

System.out.print(“Player: “);
input = scan.nextLine();

if (input.toLowerCase().equals(“gunting”))
{
nilai = 1;
}
else if (input.toLowerCase().equals(“batu”))
{
nilai = 2;
}
else if(input.toLowerCase().equals(“kertas”))
{
nilai = 3;
}
else
{
System.out.println(“Inputan tidak valid”);
}
} while (nilai<1 || nilai>3);

 

int random = (int)(Math.random()*3) + 1;
if(random==1)
{
System.out.println(“Komputer: gunting”);
}
else if(random==2)
{
System.out.println(“Komputer: batu”);
}
else if (random==3)
{
System.out.println(“Komputer: kertas”);
}

System.out.println(“———————“);
if(nilai==random)
{
System.out.println(“Draw”);
}
else if (nilai==1 && random==2)
{
System.out.println(“Komputer Win”);
}
else if(nilai==2 && random==3)
{
System.out.println(“Komputer Win”);
}
else if(nilai==3 && random==1)
{
System.out.println(“Komputer Win”);
}
else if(random==1 && nilai==2)
{
System.out.println(“Player Win”);
}
else if (random==2 && nilai==3)
{
System.out.println(“Player Win”);
}
else if(random==3 && nilai==1)
{
System.out.println(“Player Win”);
}
System.out.println(“\n”);

menu();

}
}

/*
Kelompok Praktikum Algo 32PHM:
Henry Cander 1701293603
Luciana Melvina 1701297141
Merissa Edwina 1701298610
Rizky Fitriandini 1701292790
*/

Tugas Algoritma 11 Maret 2014: Menentukan jenis huruf

buatlah Program yang meminta inputan 1 huruf , dan tentukan huruf tsb huruf kecil atau huruf besar ,
apabila yang diinput lebih dari 1 huruf atau bukan huruf keluarkan pesan “Inputan Tidak Valid”

contoh :

Input : abc
Output : Inputan Tidak Valid

Input : 1
Output : Inputan Tidak Valid

Input : a
Output : Huruf Kecil

 

 

import java.util.*;

public class MenentukanHuruf
{
public static void main(String[]args)
{
Scanner scan = new Scanner (System.in);
String huruf;
char huruf2;
int nomor;

System.out.print(“Masukkan huruf: “);
huruf = scan.next();
huruf2 = huruf.charAt(0);
nomor = huruf.length();

if(huruf2>=97 && huruf2<=122 && nomor==1)
{
System.out.println(“Huruf yang diinput adalah huruf kecil”);
}
else if (huruf2>=65 && huruf2<=90 && nomor==1)
{
System.out.println(“Huruf yang diinput adalah huruf besar”);
}
else
{
System.out.println(“Inputan tidak valid”);
}

}
}