Pertemuan I, Proyek CB: Interpersonal Development

Nama: Luciana Melvina

NIM: 1701297141

Kelas: LA44

Pertemuan I

24 Maret 2015, pukul 11.00-13.00

  • Laporan Kegiatan:

Kami melakukan penyuluhan tentang kebersihan dan kesehatan tentang bahan baku yang dipakai dalam pembuatan batagor. Kami memfokuskan penyuluhan terhadap bahan minyak goreng dan saus sambal yang digunakan. Ada 5 pedagang yang kami berikan penyuluhan:

  • Pedagang batagor tepat di seberang basement Kampus Anggrek
  • Pedagang batagor dekat Lorong Jaya
  • Pedagang batagor di Anggrek Cakra
  • Pedagang batagor di dekat Love Tea
  • Pedagang batagor di seberang 7-Eleven

 

Awalnya kami melakukan pendekatan personal dengan para personal dengan para pedagang apa yang biasa dilakukan oleh mereka. Pertama-tama kami memperkenalkan diri dan bertanya apakah pedagang bersedia untuk kami tanyai seputar dagangannya. Semua pedagang batagor yang kami kunjungi merasa tidak masalah dengan kehadiran kami untuk bertanya tentang kegiatan dagang mereka sehari-hari. Agar suasana tidak tegang, kami memutuskan untuk berbincang-bincang sembari menyantap batagor, jadilah kami memesan satu bungkus batagor.

 

Berbekal informasi dari survey yang telah kami lakukan, kami melakukan penyuluhan dengan pendekatan personal. Kami berusaha untuk menjelaskan tentang bahaya minyak goreng yang digunakan berkali-kali. Bahaya minyak goreng yang dipakai berkali-kali antara lain:

  • Kolesterol tinggi yang dapat menyebabkan stroke
  • Gangguan hati/liver
  • Radang tenggorokan
  • Kanker

 

Setelah itu kami juga memberikan penyuluhan tentang tips menggunakan minyak yang baik. Maksimal penggunaan minyak goreng adalah 3-4 kali pemakaian. Setelah 3-4 kali minyak harus diganti. Selama ini para pedagang mengganti minyak 1x dalam sehari. Bisa dibayangkan minyak tersebut sudah digunakan untuk berapa kali menggoreng dari pagi sampai sore hari.

 

Di samping itu, kami juga memberikan alternatif solusi kepada para pedagang agar mereka tidak merasa terbebani dengan keharusan mengganti minyak goreng lebih sering. Seperti yang kita ketahui, harga minyak goreng semakin lama semakin meningkat, sedangkan keuntungan dari para pedagang tidak seberapa. Namun di lain sisi, menggunakan minyak goreng berkali-kali dapat membuat makanan menjadi tidak sehat dan menyebabkan berbagai penyakit. Maka dari itu, kami mencoba membantu para pedagang dengan mengumpulkan dan menjual minyak goreng bekas pakai kepada pengumpul minyak goreng. Oleh para pengumpul minyak goreng ini, minyak goreng bekas tersebut akan diolah menjadi biodiesel. Untuk 1 liter minyak goreng bekas, dihargai Rp. 4.500,00.

 

Awalnya pedagang merasa repot dan enggan untuk menjual kembali minyak goreng bekas tersebut. Kami mencoba melakukan pendekatan personal dan menjelaskan bahwa pedagang tidak akan terlalu rugi karena uang dari penjualan minyak goreng bekas dapat digunakan untuk membeli minyak goreng baru lagi. Selain itu pelanggan akan merasa lebih senang dan loyal karena rasa dan kualitas batagor yang dijual akan meningkat.

 

Setelah melakukan pendekatan tersebut, 2 dari 5 pedagang mau untuk menjual minyak goreng bekas tersebut. Sementara 3 pedagang lainnya berkata ingin pikir-pikir telebih dahulu. Karena keterbatasan waktu dan merasa informasi yang kami berikan sudah cukup, kami memutuskan untuk melakukan penyuluhan tentang saus sambal minggu depan.

 

  • Evaluasi:

Secara keseluruhan penyuluhan yang kami lakukan dapat dikatakan sukses karena para pedagang menjadi lebih sadar dan tahu tentang penggunaan minyak goreng yang baik. Mereka juga bisa menerima saran kami, meski ada beberapa pedagang yang masih piker-pikir. Untuk penyuluhan kami menggunakan alat bantu kertas print-out untuk dalam melakukan penyuluhan.

 

  • Pelajaran yang didapatkan berkaitan dengan mata kuliah CB: Interpersonal Development:

Pentingnya komunikasi asertif dalam melakukan penyuluhan ini. Bagaimana cara menyampaikan pesan yang kami maksud dengan jelas dan tepat tanpa menyinggung perasaan para pedagang batagor tersebut. Apalagi dari segi usia beberapa pedagang batagor berusia lebih tua, sehingga tutur kata yang sopan dan ramah diperlukan dalam melakukan penyuluhan ini agar mereka dapat menerima.

 

Kerja sama juga menjadi pembelajaran yang kami dapatkan pada kegiatan di pertemuan I ini. Kami bekerja sama untuk meyakinkan pedagang agar beralih ke gaya menggoreng yang lebih sehat.

Foto Kegiatan:  

JpegJpeg20150525_143330tfi logo

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *